Go GREEN INDONESIA...SUKSESKAN HARI MENANAM POHON INDONESIA 28 NOVEMBER

Pages

Rabu, 21 Desember 2011

Pemkot Cimahi Raih ICT PURA Predikat Utama

Pemerintah Kota Cimahi menerima penghargaan ICT Pura, sebagai Kabupaten/Kota Digital Berpredikat Utama, yang telah siap dan memiliki kemampuan daya saing di era ekonomi digital. Penghargaan diserahkan oleh Menteri Komunikasi dan Informasi RI Ir. H. Tifatul Sembiring, di Empire Palace Hotel Surabaya,” Senin (05/12/2012). Penghargaan tersebut di terima secara simbolis oleh Walikota Cimahi, Ir. H.M. Itoc Tochija, MM atas nama Pemerintah dan masyarakat Kota Cimahi.

ICT Pura merupakan award bagi pemkab/pemkot yang berprestasi dalam bidang Information and Communication Technology (ICT). Program ICT Pura dapat juga didefinisikan sebagai gerakan nasional pemetaan, penghitungan index dan pemberian apresiasi kepada kabupaten/kota dalam upaya merealisasikan visi Indonesia.

Ada beberapa kabupaten/kota dari propinsi lain yang juga mendapat ICT Pura. Mereka adalah Banda Aceh, Surabaya, Denpasar, Medan dan Jogyakarta untuk kategori i-utama. Bandung, Bengkulu, Bogor, Pariaman, Pekalongan dan Tangerang untuk kategori i-madya.

Banjar, Belitung, Jayapura, Kutai Kartanegara, Maluku Tenggara Barat, Maros, Pematang Siantar, Bujang Lembong dan Sumbawa untuk kategori i-mulai (kab./kota yang dinilai memiliki potensi untuk segera menjadi kota yang siap dalam menghadapi era masyarakat digital)(http://www.cimahikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=467:pemkot-cimahi-raih-ict-pura-predikat-utama&catid=46:seputar-cimahi)

Kamis, 08 Desember 2011

cara membuat dan mengedit tabel pada microsoft word

MEMBUAT TABEL
Cara membuat tabel pada program microsoft word sangat mudah sekali, tapi bagi yang belum tahu caranya, membuat tabel mungkin bisa dibilang sangat susah. bagi kamu yang belum bisa membuat tabel tidak usah bingung, ikuti saja panduan di bawah ini :
1. Buka dulu program microsoft word pada komputer kamu.
2. Kemudian klik Menu Table – insert – Table . . . seperti di gambar di bawah ini :

3. setelah kamu klik tabel, nanti akan muncul jendela seperti di bawah ini :

Number of column adalah untuk menentukan jumlah kolom, sedangkan untuk number of row adalah untuk menentukan jumlah baris, masukkan angka sesuai dengan kebutuhanmu.
contoh di atas adalah dengan jumlah sebanyak 5 kolom dan 10 baris, setelah memaskkan angkanya. klik OK. maka tabel akan muncul seperti dibawah ini :


setiap kali membuat tabel, bentuk tabel akan rata memenuhi jendela microsoft word, untuk mengecilkan dan melebarkan kolom tabel caranya adalah dengan mengarahkan mouse pointer kamu pada garis kolom yang ingin kamu geser, arahkan mouse pointer hingga berubah menjadi panah dengan dua arah kanan kiri. klik dan tahap pada garis kolom, kemudian tarik ke kanan atau ke kiri sesuai dengan kebutuhanmu. agar lebih jelas perhatikan gambar di bawah ini :

Merge Cells
menu merge cells (atau menggabungkan cells) bisa digunakan jika kamu ingin membuat tabel yang berbentuk seperti ini

contoh tabel di atas adalah menggunakan merge cells, yaitu menggabungkan kolom atau baris menjadi satu,
caranya adalah :
1. siapkan tabel kerja kamu
2. blokpada kolom atau baris yang ingin kamu gabungkan, (cara mengeblok adalah dengan klik dan tahan mouse pointer pada salah satu kolom atau baris kemudian geser mouse pointer ke arah kolom lain ) misalnya seperti gambar di bawah ini

3. Kemudian setelah diblok, klik menu Table, Merge Cells

4. Maka hasilnya adalah seperti ini

langkah di atas adalah untuk menggabungkan dua baris menjadi satu, untuk menggabungkan kolom pun juga sama, kamu tinggal menge blog kolomnya dan kemudian pilih menu merge cells seperti contoh diatas.

(http://belajar-komputer-mu.com/cara-membuat-tabel-pada-microsoft-word/)

Selasa, 29 November 2011

Penulis Lirik Hymne Guru Tetap Honorer Hingga “Pensiun”

SIAPA yang tak kenal lagu ini, dengan lirik hymne guru yang berjudul “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”?

Masih terngiang betapa di era 1980-an, lagu ini sangat sering dinyanyikan di sekolah-sekolah. Sebab setiap upacara bendera pada hari Senin, lagu ini selalu dinyanyikan.

Istilah “pahlawan tanpa tanda jasa” bahkan kemudian menjadi ikon yang disematkan kepada para guru. Siapa sangka bila “sang pahlawan” yang tanpa tanda jasa itu sejatinya dialami si pencipta lagu tersebut. Ya, Sartono, pencipta lagu yang juga guru itu di masa senjanya hidup dalam kesederhanaan.

Laki- laki asal Madiun yang genap berusia 72 tahun, 29 Mei ini, tinggal rumah sederhana di Jalan Halmahera 98, Madiun.

Sejak ia mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun pada 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kawan-kawan sesama guru sempat membantu mengajukan dia menjadi PNS. “Katanya sih sering diajukan nama saya, tetapi sampai saya pensiun dari tugas sebagai guru, PNS untuk saya kok tidak datang juga,” kata Sartono.

Sartono memang minder dengan latar belakang pendidikannya yang tak tamat SMA. Ia mengajar di SMP Purna Karya Bhakti, yang belakangan lebih dikenal sebagai SMP Kristen Santo Bernadus, berbekal bakatnya di bidang musik.

Sartono yang beragama Islam itu melamar di Santo Bernadus berbekal sertifikat pengalaman kerja di Lokananta, perusahan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah.

Hidup serba dalam kesempitan, tak membuat Sartono meratapi nasib. Ia merasa terhibur, dengan kebersamaan dengan Damiyati, BA, 59 tahun, isterinya yang guru PNS. Damiyati dinikahi Sartono pada 1971. Dari pernikahan mereka belum jua dikaruniai anak. Sehingga mereka mengasuh dua orang keponakan. Damiyati yang juga guru, juga seniman biasa manggung bersama Ketoprak Siswo Budoyo Tulungagung, di masa mudanya.

Kehidupan sehari-harinya kini hanya dari pensiun istrinya yang tak lebih dari Rp 1 juta. Sartono sendiri kala masih aktif mengajar, gajinya pada akhir pengabdiannya sebagai guru seni musik cuma Rp 60.000 per bulan. “Gaji saya sangat rendah, bahkan mungkin paling rendah diantara guru-guru lainnya,” katanya mengenang masa lalunya.

Kala masih kuat, Sartono menambal periuk dapurnya dengan mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.

DARI LOKANANTA

Jalan menjadi guru berawal dari kegemarannya bermain musik. Putra sulung dari lima bersaudara ini sebenarnya lahir dari keluarga cukup berada. Maklum, ayahnya R. Soepadi adalah Camat Lorog, Pacitan. Sartono kecil memang suka bermain musik secara otodidak. Namun, hidup nyaman tak bisa dirasakan berlama-lama. Ketika ia berusia 7 tahun, Jepang menduduki Indonesia. Ayahnya pun tak lagi menjabat camat.

Sartono, bersama empat adiknya, Sartini, Sartinah, Sarwono dan Sarsanti, tak bisa mengenyam pendidikan tinggi. Ia sendiri putus sekolah kala kelas dua di SMA Negeri 3 Surabaya. Ia kemudian bekerja di Lokananta, perusahaan rekaman dan produsen piringan hitam. “Saya Lupa tahun berapa itu, tapi saya hanya bekerja selama dua tahun saja,” kata Sartono, yang mengaku sudah susah mengingat tahun.

Selepas kerja di Lokananta, Sartono bergabung dengan grup musik keroncong milik TNI AU di Madiun. Ia bersama kelompok musik tentara itu pernah penghibur tentara di Irian. “Di sana selama tiga bulan,” jelasnya.

DARI SECARIK KORAN

Ihwal penciptaan lagu hymne guru itu boleh dibilang tak sengaja. Ketika itu, tahun 1980, Sartono tengah naik bis menuju Perhutani Nganjuk, untuk mengajar kulintang. Di perjalanan, secara tidak sengaja ia membaca di secarik koran, mengenai sayembara penciptaan lagu himne guru yang diselenggarakan Depdiknas. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000. Waktu yang tersisa dua pekan, untuk merampungkan lagu.

Sartono yang tak bisa membaca not balok ini, mulai tenggelam dalam kerja keras mengarang lagu saban harinya. “Saya mencermati betul seperti apa sebenarnya guru itu,” jelas Sartono sambil memulai membuat lagu itu.

Waktu sudah mepet, lagu belum juga jadi. Sartono pusing bukan kepalang. Syairnya masih amburadul. Pada hari pertama Hari Raya Idul Fitri, Sartono tidak keluar rumah. Ia bahkan tak turut beranjang sana mengantar istri dan dua keponakannya silaturrahmi ke orangtua dan sanak famili. “Saat itu kesempatan bagi saya untuk membuat lagu dan syair secara serius,” katanya. “Waktu itu saya merasa begitu lancar membuat lagu dan menulis syairnya.”

Awalnya, lirik yang ia ciptakan kepanjangan. Padahal, durasi lagu tak lebih dari empat menit. Sartono pun berkali- kali mengkajinya untuk mengetahui mana yang harus dibuang. “Karena panjang sekali, maka saya harus membuang beberapa syairnya,” jelas Sartono. Hingga muncullah istilah “pahlawan tanpa tanda jasa.”

“Guru itu juga pahlawan. Tetapi selepas mereka berbakti tak satu pun ada tanda jasa menempel pada mereka, seperti yang ada pada polisi atau tentara,” katanya.

Persoalan tak begitu saja beres. Lagu ada, Sartono kebingungan mengirimnya ke panitia lomba di Jakarta. Sebab ia tidak punya uang untuk biaya pengiriman via pos. “Akhirnya saya menjual jas untuk biaya pos,” katanya. Sartono menang. “Hadiahnya berupa cek. Sesampainya di Madiun saya tukarkan dengan sepeda motor di salah satu dealer,” kata Sartono.

MINIM PENGHARGAAN

Lagunya melambung, Sartono tidak. Sang pencipta tetap saja menggeluti dunia mengajar sebagai guru honorer hingga “pensiun.” Kalaulah ada penghargaan selain hadiah mencipta lagu, “cuma” beberapa lembar piagam ucapan terimakasih. Nampak piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Pak Gubernur juga memberikan bantuan Rp 600.000, plus sebuah keyboard.

Piagam lainnya diberikan Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000. Kemudian piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. “Isinya enam ratus ribu rupiah,” kata Sartono.

Tahun 2006 lalu, giliran Walikota Madiun yang dalam sepanjang sejarah baru kali ini memberikan perhatian kepadanya. “Pak Walikota menghadiahi saya sepeda motor Garuda,” kata Sartono seraya menunjuk sepeda motor pemberian Walikota Madiun.

Meski minim perhatian, Sartono tetaplah bangga, lagunya menjadi himne para guru. Pekerjaan yang dilakoninya selama 24 tahun. Pengabdian yang tak pendek bagi seorang pahlawan tanpa tanda jasa. (http://www.poskota.co.id)

Penulis Lirik Hymne Guru Tetap Honorer Hingga “Pensiun” | Poskotanews.com

Penulis Lirik Hymne Guru Tetap Honorer Hingga “Pensiun” | Poskotanews.com

Senin, 24 Oktober 2011

Yuk,latihan bahas inggris...

Belajar bahasa inggris itu menyenangkan lho...yuk, mari kita latih kemampuan berbahasa inggris kita. Semoga berhasil...

A, An, Some, Any, by kawyte
Find this and other some or any exercises in English Exercises .org

Kamis, 18 Agustus 2011

Mendiknas: Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai SD

Pendidikan karakter yang dicanangkan Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan diterapkan pada semua jenjang pendidikan, namun porsinya akan lebih besar diberikan pada Sekolah Dasar (SD).

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh, di Medan, Sabtu, mengatakan, pendidikan karakter harus dimulai sejak dini yakni dari jenjang pendidikan SD.

Pada jenjang SD ini porsinya mencapai 60 persen dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya.Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan melekat dijiwa anak-anak itu hingga kelak ia dewasa.

"Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang,"katanya saat menjadi pembicara pada acara seminar nasional "Pendidikan Karakter Bangsa" yang merupakan rangkaian acara rapat pimpinan Program Pasca Sarjana (PPs) Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia di Universitas Negeri Medan (Unimed).

Ia mengatakan, pendidikan karakter tidak mendapatkan porsi yang besar pada tingkat Taman Kanak-kanak (TK) atau sejenisnya karena TK bukan merupakan sekolah tetapi taman bermain.

"TK itu taman bermain untuk merangsang kreativitas anak, bukan tempat belajar. Jadi jika ada guru TK yang memberikan tugas atau PR maka itu guru kurang kerjaan dan tak paham tugasnya," katanya.

Menurut dia, dalam menanamkan karakter pada seseorang yang paling penting adalah kejujuran karena kejujuran bersifat universal.

Dalam hal ini siswa SD yang masih belum terkontaminasi dengan sifat yang kurang baik sangat memungkinkan untuk ditanamkan sifat-sifat atau karakter untuk membangun bangsa.

Untuk itu, selain orang tua, guru SD juga mempunyai peranan yang sangat vital untuk menempah karakter siswa.

"Pembinaan karakter yang termudah dilakukan adalah ketika anak-anak masih duduk di bangku SD. Itulah sebabnya kita memprioritaskan pendidikan karakter di tingkat SD. Bukan berarti pada jenjang pendidikan lainnya tidak mendapat perhatian namun porsinya saja yang berbeda," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.

"Intinya pembinaan karakter harus dilakukan pada semua tingkat pendidikan hingga Perguruan Tinggi (PT) karena PT harus mampu berperan sebagai mesin informasi yang membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, santun, sejahtera dan bermartabat serta mampu bersaing dengan bangsa manapun," katanya.

Pada kesempatan itu, Mendiknas Muhammad Nuh juga diberikan sebuah buku yang berjudul" Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa" setebal 200 halaman yang di susun oleh pimpinan atau direktur PPs LPTK se-Indonesia sebagai salah satu hasil rapim PPs LPTK se-Indonesia tahun lalu. (www.antaranews.com)

Senin, 20 Juni 2011

CHIMA CIMAHI


Chima pertama ciptakan oleh saudari Fatimah Zahra. Chima lahir dari sebuah ajang perlombaan Cimahi Creative Festival 2009,yang diparkasai oleh Pemrintahn Kota Cimahi bersmaan dengan Peringatan Sewindu Kota Cimahi. CCF’09 meliputi lomba komik,Tagline,serta maskot nantinya akan menjadi Maskot Kota Cimahi.
Chima adalah maskot ‘Cimahi Creative Cyber City’ yang berbentuk robot kucing yang atraktif dan ceria. Chima adalah robot yang cerdas, serta begitu ramah pada manusia. Ia adalah teman yang baik untuk anak-anak, orang dewasa, bahkan juga lansia. Ia dapat menjawab pertanyaan apa pun karena ia dilengkapi komputer canggih sebagai otaknya. Selain itu, ia juga selalu terhubung dengan internet melalui ekornya yang berupa antena. Data dari internet bisa ia dapatkan dengan cepat dan diproses secara cepat juga. Chima adalah maskot dari kota Cimahi yang canggih dan selalu berkembang dengan kreatif.

Makna Bentuk dan Warna
Chima memiliki karakteristik bentuk mirip kucing. Karena kucing adalah hewan yang ramah kepada manusia dan cocok hidup di perkotaan, maka kucing sesuai untuk menjadi bentuk maskot sebuah kota. Warna putih platina bermakna ‘canggih‘. Mata yang cemerlang bemakna sikap optimistis. Bentuk perut yang bulat memberikan kesan fleksibel, mencerminkan sifat kreatif dan aktif. Logo Kota Cimahi sebagai identitas Kota. Warna tangan yang biru muda bermakna ‘playful’,begitu pula warna kaki yang oranye berkilau. Ekor yang merupakan alat keseimbangan gerak kucing bermakna bahwa Kota Cimahi dapat bergerak dinamis dan seimbang dalam perubahan zaman. (SOURCE: elib.unikom.ac.id)

Selasa, 12 April 2011

Piala Mendiknas Menambah Koleksi Piala Di SDN Padasuka Mandiri 2

Cimahi-admin.Piala bergilir dari Menteri Pendidikan Nasional berhasil diraih oleh anggota Paskibra SDN Padasuka Mandiri 2. Piala ini diraih dalam perlombaan yang diselenggarakan oleh Brigaspara SMPN 9 Bandung.

Tim Qasidah SDN Padasuka Mandiri 2 mewakili kota Cimahi pada Lomba Qasidah Tingkat Provinsi Jawa Barat

Cimahi-admin. SDN Padasuka Mandiri 2 menjuarai lomba PAI kategori qasidah tingkat kota Cimahi. Kejuaraan ini membawa tim qasidah SDN Padasuka Mandiri 2 untuk berlomba mewakili kota Cimahi untuk tingkat Kabupaten/Kota se-Jawa Barat yang akan diselenggarakan pada hari Jum'at tanggal 15 April 2011.

Kamis, 07 April 2011

PENTING BAGI TENAGA HONORER

Jakarta-Humas, Pengangkatan Tenaga Honorer (TH) menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) saat ini menjadi isu utama dalam rekrutmen CPNS. Namun banyak sekali penafsiran yang berbeda terkait proses kebijakan pengangkatan TH menjadi CPNS tersebut. Hal ini menimbulkan banyak permasalahan mulai dari penentuan kriteria Kategori baik I maupun II, kapan waktu pendataan, kapan pengumuman hasil verifikasi dan validasi, hingga penipuan oleh oknum terkait pengangkatan TH menjadi CPNS. Mengingat akhir-akhir ini banyak pertanyaan mengenai TH, Kepala Biro Humas dan Protokol BKN Budi Hartono menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :

Pertama; TH yang dapat diangkat menjadi CPNS adalah TH yang memenuhi syarat kumulatif sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 48 Tahun 2005 jo PP Nomor: 43 Tahun 2007.

Kedua; Pada 28 Juni 2010, Kementerian PAN dan RB mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor: 05 TAHUN 2010 tentang Pendataan Tenaga Honorer yang Bekerja di Lingkungan Instansi Pemerintah yang tercecer atau tertinggal pada pendataan 2005 sepanjang masih memenuhi kriteria PP tersebut di atas. Dalam SE 05 Tahun 2010 pendataan TH ini terbagi dalam Kategori I (K I) dan Kategori II (K II). Pendataan dilakukan oleh masing-masing instansi pengelola kepegawaian dengan batas akhir penyerahan data ke BKN untuk K I pada 31 Agustus 2010 sedangkan K II pada 31 Desember 2010.

Ketiga; Yang membedakan antara K I dengan K II yakni K I merupakan TH yang penghasilan/upah/gajinya diabiayai dari APBN/APBD sedangkan K II dibiayai dari Non- APBN/Non-APBD (BP3, dana Komite Sekolah, dll.). TH untuk dapat diangkat menjadi CPNS harus memenuhi kriteria, yakni :
1. Bekerja di instansi pemerintah,
2. Diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), atau Pejabat lain yang mempunyai otoritas,
3. Usia minimal 19 tahun dan maksimal 46 tahun pada 1 Januari 2006,
4. Sumber pembiayaan upah, gaji, penghasilan bersumber dari APBN/APBD (untuk K I)
5. Memiliki masa kerja minimal satu tahun per 31 Desember 2005 dan masih bekerja terus-menerus dengan tidak terputus sampai saat ini.
Semua kriteria tersebut merupakan persyaratan kumulatif, maksudnya apabila tidak terpenuhi salah satu persyaratan yang dimaksud, maka TH tidak bisa diangkat menjadi CPNS.

Keempat; Terhadap data K I sudah dilakukan proses Verifikasi dan Validasi oleh Tim Nasional dengan sebutan Memenuhi Kriteria (MK) dan Tidak Memenuhi Kriteria (TMK). Hasil Verifikasi dan Validasi akan diumumkan setelah ditetapkannya PP terkait TH sebagai dasar pengangkatan menjadi CPNS oleh Pemerintah. Terhadap data K II yang sudah diterima BKN, belum ada kebijakan yang diambil karena menunggu regulasi lebih lanjut.

Kelima; Apabila PP tetang TH telah ditetapkan, bagi yang dinyatakan MK untuk dapat diangkat menjadi CPNS masih ada persyaratan lain yang harus dipenuhi seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Keterangan Sehat dari Dokter, Surat Keterangan Bebas Narkoba, dll.

Keenam; Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut tentang pengangkatan TH menjadi CPNS dapat dilihat di website MenPAN&RB (www.menpan.go.id) dan BKN (www.bkn.go.id dan www.sesmabkn.com)

Ketujuh; Himbauan kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai segala bentuk penipuan yang terkait pengangkatan TH menjadi CPNS oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apabila ada informasi yang meragukan terkait TH, untuk konfirmasi dapat menghubungi Humas BKN telp/fax. 021-80882815. (Sumber: http://www.bkn.go.id/in/berita/1491-penting-bagi-tenaga-honorer.html)

Senin, 04 April 2011

SDN Padasuka Mandiri 2 Cimahi, Juara I Pasukan Terbaik LBB-I Cirebon

Cimahi, pelita-indonesia.com - Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMK Muhammadiyah Cirebon Bidang Seni dan Budaya, pada tanggal 4–6 Januari 2011 lalu selenggarakan Lomba Baris Berbaris Indah (LBB-I) tingkat SD/SMP/MTS dan SMA/SMK/MA. LBB-I di ikuti SD/MI, SMP/MTS, SMK/SMA/MA se-Indonesia, bertempat di Kampus SMK Muhammadiyah Kedaung Cirebon.

Lomba Baris Berbaris Indah di Cirebon ini, untuk tingkat SD/MI, Kota Cimahi mengirimkan perwakilan SDN Padasuka Mandiri 2 Jln KH Usman Dho Miri Nomor 50, Kelurahan Padasuka Kota Cimahi. Tim Lomba Baris Berbaris Indah yang berangkat ke Cirebon didampingi langsung oleh Kepala Sekolah, Ayi Wahidin, S.Pd beserta guru-guru pendamping lomba yang terdiri dari Guru Ina, S.Pd; Nining, S.Pd; Weni, S.Pd; Sri, S.Pd; Usnayah, Sag; Nunung, S.Pd.I dan Odong Suhanda, S.Pd

Sementara itu, Pembina Lomba Baris Berbaris Indah SDN Padasuka Mandiri 2, Pujiyono, SPd saat diwawancara PI mengatakan, Tim SDN Padasuka Mandiri 2 pada lomba tingkat SD/MI di Cirebon ini berhasil meraih penghargaan sebagai Pasukan Terbaik ke 1, serta meraih penghargaan Juara Umum ke VI.

Ditambahkan Pujiono, “begitu kita diputuskan mewakili Kota Cimahi untuk mengikuti Lomba Baris Berbaris Indah di Cirebon ini, saya sebagai pembina berupaya mempersiapkan tim dengan sebaik-baiknya. Walaupun sarana prasarana yang kita miliki masih kurang representatif seperti halaman sekolah untuk latihan sempit, tapi berkat dukungan dari semua elemen sekolah, tim bisa menunjukkan prestasinya,” ungkapnya.

Kepala SDN Padasuka Mandiri 2 Kota Cimahi, Ayi Wahidin, saat berbincang dengan PI mengatakan, “raihan prestasi yang diperoleh anak didiknya di Cirebon ini sangat membanggakan sekolah. Oleh karena itu, menurut Ayi Wahidin prestasi yang telah diraih ini harus jadi perhatian pihak-pihak terkait,” ujarnya

Ayi Wahidin, menambahkan, anak-anak yang berprestasi ini harus lebih diperhatikan dan dibina secara berkelanjutan untuk menjaga potensi yang ada pada mereka, dan pembinaan harus berkelanjutan serta dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi,” imbuhnya. (SUMBER: http://www.pelita-indonesia.com/)

Rabu, 23 Maret 2011

SDN Padasuka Mandiri 2 Cimahi, Juara I Pasukan Terbaik LBB-I Cirebon

Link...
http://www.pelita-indonesia.com/20110311579/Pendidikan/sdn-padasuka-mandiri-2-cimahi-juara-i-pasukan-terbaik-lbb-i-cirebon.html

PASKIBRA SDN PADASUKA MANDIRI 2 CIMAHI (LATIHAN)

Blogger templates

Managed by Yusup Nurhadi, SDN Padasuka Mandiri 2 Copyright. All rights reserved 2011